Thursday, November 7, 2019

Asuhan keperawatan gig dan mulut terhadap pasien diabetes melitus


 PEMBAHASAN

 Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang dapat diminimalisir melalui obat-obatan dan perubahan gaya hidup. Penyakit sistemik dan penyakit gigi dan mulut dapat terjadi sebagai akibat penyakit diabetes melitus. Seluruh tenaga kesehatan harus berperan aktif dalam mengidentifikasi penyakit pada individu yang terkena penyakit diabetes melitus namun tidak terdiagnosis, kemudian membantu pasien diabetes melitus dalam meminimalisir dan mencapai kesehatan yang optimum. Pasien diabetes melitus dianjurkan agar memeriksakan gigi setiap 3 atau 4 bulan.

Semua jaringan ditangani dengan lembut untuk meminimalkan trauma. Pasien diabetes melitus harus diajarkan untuk mengikuti jadwal pembersihan sesuai dengan prosedur. Operator mungkin perlu membantu pasien diabetes melitus dalam merawat dan memelihara kesehatan gigi dan mulutnya karena akan berpotensi menyebabkan penyakit periodontal. 

Faktor risiko masalah kesehatan gigi dan mulut pada pasien diabetes melitus adalah pasien cenderung kering pada mulut/xerostomia, terdapat gingivitis, penyakit periodontal dan akan kehilangan gigi. Pasien diabetes melitus dianjurkan membangun aturan perawatan gigi dan mulut setelah makan dan waktu tidur, yaitu dengan cara menggosok gigi dengan sikat gigi yang lembut menggunakan gerakan horizontal. 

Menggosok gigi yang konsisten meningkatkan jaringan gusi, mengurangi kotoran dan menghasilkan pengontrolan plak, Sikat gigi yang lembut dengan gerakan horizontal dapat membantu melindungi jaringan gusi yang lembut dan mencegah perdarahan. Pasien diabetes melitus diharapkan melakukan higiene mulut dan sesekali berkumur dengan air garam atau larutan baking soda (1/2 sendok teh dengan 473 mL air). 

Berkumur dengan air garam atau baking soda dapat melarutkan keasaman mulut, mengangkat debris dan mengurangi mulut yang kering/xerostomia. Pada pasien diabetes mellitus umumnya mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut dikarenakan kadar gula yang tidak terkontrol. Dengan adanya unsur glukosa yang tinggi dalam saliva menyebabkan saliva menjadi satu perbenihan yang efektif. Medium ini menyerap sisa-sisa makanan yang menjalar pada sepertiga leher gigi sehingga terjadi akumulasi yang cepat dari bakteri, mengakibatkan hasil metabolisme bakteri tersebut masuk ke sulcus gingiva. 

Hasil pemecahan Asuhan Keperawatan Gigi Dan Mulut Pada Pasien Diabetes Melitus metabolisme ini kemudian bereaksi sebagai suatu sumber iritasi yang terus menerus menghasilkan reaksi jaringan yang berlebih pada pasien diabetes melitus. Diabetes melitus merupakan penyakit gangguan metabolisme tubuh yang disebabkan hormon insulin yang diproduksi kelenjar pankreas tidak berfungsi. Insulin berfungsi mengontrol kadar gula dalam darah dengan mengubah karbohidrat, lemak dan protein menjadi energi. 

Diabetes melitus yang tidak terkontrol dapat mengganggu sel darah putih dan sel-sel imun seperti neutrofil, monosit dan makrofag. Hal tersebut mengakibatkan kemampuan tubuh untuk melawan bakteri menjadi menurun dan lebih rentan terhadap terjadinya infeksi. Selain itu dengan adanya peningkatan sel radang dalam cairan saku gingiva maka menyebabkan jaringan periodontal lebih mudah terinfeksi sehingga dapat berakibat kerusakan tulang. Rusaknya jaringan periodontal membuat gingiva tidak lagi melekat ke gigi, tulang menjadi rusak dan dalam jangka waktu yang panjang dapat berakibat gigi menjadi goyang. 

Diabetes melitus yang tidak terkontrol juga dapat menyebabkan karies, dikarenakan bertambahnya komponen yang difermentasi di dalam saliva sehingga membentuk medium yang sesuai untuk pembentukan asam. Selain itu luka yang terjadi pada pasien diabetes melitus sukar sembuh, hal ini disebabkan karena adanya gangguan aliran darah ke tempat terjadinya luka sehingga penyembuhan luka akan lebih sulit dan lebih lama. 
 Tenaga kesehatan khususnya dalam bidang keperawatan gigi dan mulut diharapkan mengetahui sifat serta tanda- tanda penyakit diabetes melitus yang terdapat pada rongga mulut sehingga mengetahui tindakan apa yang akan dilakukan dalam rangka mencegah berbagai faktor risiko yang dapat terjadi. Dalam pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut, terdapat banyak aktifitas pengambilan keputusan dari saat tahap pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Tahap pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut adalah sebagai berikut : 

 1. Tahap Pengkajian
 Pada tahap ini, operator mengumpulkan informasi untuk mengkaji kebutuhan pasien dari berbagai sumber. Masing-masing sumber berkontribusi secara unik terhadap hasil pengkajian secara keseluruhan. Hasil penelitian dapat membantu dalam memilih alternatif metode. Tahap pengkajian merupakan fondasi yang akan digunakan dalam proses keperawatan gigi.
 Pengkajian adalah suatu proses mengumpulkan dan menganalisis informasi atau data-data dalam mengkaji kebutuhan pasien dari berbagai sumber. Informasi yang didapat melalui wawancara dengan pasien, anggota keluarga, teman sejawat, tenaga kesehatan lain, rekam medis dan observasi. Informasi yang didapat dari berbagai macam sumber tersebut berkontribusi secara unik terhadap hasil pengkajian secara menyeluruh. 

 2. Tahap Diagnosa
 Tahap ini, hasil penelitian yang dapat digunakan dalam menegakkan diagnosa keperawatan gigi secara akurat dan memahami batasan karakteristik diagnosa. Diagnosa ditegakkan berdasarkan pada kebutuhan pasien, menguraikan masalah-masalah aktual, mencegah atau meminimalisir faktor risiko dengan perawatan mandiri atau melakukan rujukan (kerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya) dan identifikasi kondisi pasien berdasarkan risiko terjadinya masalah/penyakit/kelainan pada rongga mulut. 

 3. Tahap Perencanaan
 Pada tahap ini, hasil penelitian yang dapat digunakan antara lain hasil penelitian yang mengindikasikan intervensi keperawatan gigi yang efektif untuk diaplikasikan sesuai kebutuhan. Tahap perencanaan merupakan tindakan penentuan tipe intervensi keperawatan Asuhan Keperawatan Gigi Dan Mulut Pada Pasien Diabetes Melitus gigi yang dilaksanakan (diimplementasikan) untuk mengatasi keluhan pasien dan membantu pasien dalam mencapai pemenuhan kebutuhan yang berhubungan dengan kesehatan gigi. 

 4. Tahap Implementasi
 Tahap implementasi adalah tindakan pelaksanaan perencanaan keperawatan gigi dan mulut yang telah dirancang sesuai dengan pemenuhan kebutuhan pasien dan dilaksanakan berdasarkan prosedur serta hasilnya tercatat dalam catatan pasien (catatan keperawatan gigi). Operator diharapkan dapat bertanggung jawab dalam melakukan intervensi keperawatan gigi berdasarkan pada hasil-hasil penelitian terkini. 

 5. Tahap Evaluasi
 Pada tahap ini, evaluasi dilakukan untuk menilai intervensi yang dilakukan berdasarkan perencanaan sudah berhasil dan menilai efektifitas dari segi biaya. Hasil penelitian yang digunakan adalah hal yang terkait keberhasilan ataupun kegagalan dalam suatu pemberian asuhan keperawatan gigi. Evaluasi juga dilaksanakan dalam rangka mengukur respon pasien terhadap tindakan keperawatan gigi demi kemajuan pasien kearah pencapaian tujuan. Evaluasi dianalisis dari tahap pengkajian data sampai dengan tindakan/intervensi yang dilakukan kepada pasien. 

KESIMPULAN 
Asuhan keperawatan gigi dan mulut diharapkan dapat disusun secara sistematis sehingga penatalaksanaan pasien diabetes melitus dapat dilakukan berkesinambungan. Penatalaksanaan pasien diabetes melitus dibutuhkan komunikasi yang baik, hasil pemeriksaan lab dan operator memahami penyakit diabetes melitus, pengobatan, juga dampaknya sehingga pasien diabetes melitus dapat menjalani proses perawatan gigi dan mulut dengan aman. Manajemen dan teknis pelaksanaan disusun dalam perencanaan jangka pendek dan jangka panjang kemudian dievaluasi sehingga didapatkan hasil yang optimal dan membangun kemandirian serta kesadaran pasien dalam merawat giginya.

0 comments:

Post a Comment