PEMBAHASAN
Diabetes melitus merupakan penyakit
kronis yang dapat diminimalisir melalui obat-obatan dan perubahan gaya hidup.
Penyakit sistemik dan penyakit gigi dan mulut dapat terjadi sebagai akibat
penyakit diabetes melitus. Seluruh tenaga kesehatan harus berperan aktif dalam
mengidentifikasi penyakit pada individu yang terkena penyakit diabetes melitus
namun tidak terdiagnosis, kemudian membantu pasien diabetes melitus dalam
meminimalisir dan mencapai kesehatan yang optimum.
Pasien diabetes melitus dianjurkan agar memeriksakan gigi setiap 3 atau 4 bulan.
Semua jaringan ditangani dengan lembut untuk meminimalkan trauma.
Pasien diabetes melitus harus diajarkan untuk mengikuti jadwal pembersihan sesuai dengan
prosedur. Operator mungkin perlu membantu pasien diabetes melitus dalam merawat
dan memelihara kesehatan gigi dan mulutnya karena akan berpotensi menyebabkan
penyakit periodontal.
Faktor risiko masalah kesehatan gigi dan mulut pada pasien diabetes melitus adalah pasien cenderung kering pada mulut/xerostomia, terdapat gingivitis, penyakit periodontal dan akan kehilangan gigi.
Pasien diabetes melitus dianjurkan membangun aturan perawatan gigi dan mulut setelah makan dan waktu tidur, yaitu dengan cara menggosok gigi dengan sikat gigi yang lembut menggunakan gerakan horizontal.
Menggosok gigi yang konsisten meningkatkan jaringan gusi, mengurangi kotoran dan menghasilkan pengontrolan plak, Sikat gigi yang lembut dengan gerakan horizontal dapat membantu melindungi jaringan gusi yang lembut dan mencegah perdarahan.
Pasien diabetes melitus diharapkan melakukan higiene mulut
dan sesekali berkumur dengan air garam atau larutan baking soda (1/2 sendok teh
dengan 473 mL air).
Berkumur dengan air garam atau baking soda dapat melarutkan
keasaman mulut, mengangkat debris dan mengurangi mulut yang kering/xerostomia.
Pada pasien diabetes mellitus umumnya mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut dikarenakan kadar gula yang tidak terkontrol. Dengan adanya unsur glukosa yang tinggi dalam saliva menyebabkan saliva menjadi satu perbenihan yang efektif. Medium ini menyerap sisa-sisa makanan yang menjalar pada sepertiga leher gigi sehingga terjadi akumulasi yang cepat dari bakteri, mengakibatkan hasil metabolisme bakteri tersebut masuk ke sulcus
gingiva.
Hasil pemecahan Asuhan Keperawatan Gigi Dan Mulut Pada Pasien
Diabetes Melitus metabolisme ini kemudian bereaksi
sebagai suatu sumber iritasi yang terus menerus menghasilkan reaksi jaringan
yang berlebih pada pasien diabetes melitus.
Diabetes melitus merupakan penyakit
gangguan metabolisme tubuh yang disebabkan hormon insulin yang diproduksi
kelenjar pankreas tidak berfungsi. Insulin berfungsi mengontrol kadar gula
dalam darah dengan mengubah karbohidrat, lemak dan protein menjadi energi.
Diabetes melitus yang tidak terkontrol dapat mengganggu sel darah putih dan
sel-sel imun seperti neutrofil, monosit
dan makrofag.
Hal tersebut mengakibatkan kemampuan tubuh untuk melawan bakteri menjadi
menurun dan lebih rentan terhadap terjadinya infeksi. Selain itu dengan adanya
peningkatan sel radang dalam cairan saku gingiva maka menyebabkan jaringan
periodontal lebih mudah terinfeksi sehingga dapat berakibat kerusakan tulang.
Rusaknya jaringan periodontal membuat gingiva tidak lagi melekat ke gigi,
tulang menjadi rusak dan dalam jangka waktu yang panjang dapat berakibat gigi
menjadi goyang.
Diabetes melitus yang
tidak terkontrol juga
dapat menyebabkan karies, dikarenakan bertambahnya komponen yang difermentasi
di dalam saliva sehingga membentuk medium yang sesuai untuk pembentukan asam.
Selain itu luka yang terjadi pada pasien diabetes melitus sukar sembuh, hal ini
disebabkan karena adanya gangguan aliran darah ke tempat terjadinya luka
sehingga penyembuhan luka akan lebih sulit dan lebih lama.
Tenaga kesehatan khususnya dalam bidang
keperawatan gigi dan mulut diharapkan mengetahui sifat serta tanda- tanda
penyakit diabetes melitus yang terdapat pada rongga mulut sehingga mengetahui
tindakan apa yang akan dilakukan dalam rangka mencegah berbagai faktor risiko
yang dapat terjadi.
Dalam pelayanan asuhan keperawatan gigi
dan mulut, terdapat banyak aktifitas pengambilan keputusan dari saat tahap
pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi dan evaluasi.
Tahap pelayanan asuhan
keperawatan gigi dan mulut adalah sebagai berikut :
1. Tahap Pengkajian
Pada tahap ini, operator mengumpulkan
informasi untuk mengkaji kebutuhan pasien dari berbagai sumber. Masing-masing
sumber berkontribusi secara unik terhadap hasil pengkajian secara keseluruhan.
Hasil penelitian dapat membantu dalam memilih alternatif metode.
Tahap pengkajian merupakan fondasi yang
akan digunakan dalam proses keperawatan gigi.
Pengkajian adalah suatu proses
mengumpulkan dan menganalisis informasi atau data-data dalam mengkaji kebutuhan
pasien dari berbagai sumber. Informasi yang didapat melalui wawancara dengan
pasien, anggota keluarga, teman sejawat, tenaga kesehatan lain, rekam medis dan
observasi. Informasi yang didapat dari berbagai macam sumber tersebut
berkontribusi secara unik terhadap hasil pengkajian secara menyeluruh.
2. Tahap Diagnosa
Tahap ini, hasil penelitian yang dapat
digunakan dalam menegakkan diagnosa keperawatan gigi secara akurat dan memahami
batasan karakteristik diagnosa. Diagnosa ditegakkan berdasarkan pada kebutuhan
pasien, menguraikan masalah-masalah aktual, mencegah atau meminimalisir faktor
risiko dengan perawatan mandiri atau melakukan rujukan (kerjasama dengan tenaga
kesehatan lainnya) dan identifikasi kondisi pasien berdasarkan risiko
terjadinya masalah/penyakit/kelainan pada rongga mulut.
3. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini, hasil penelitian yang
dapat digunakan antara lain hasil penelitian yang mengindikasikan intervensi
keperawatan gigi yang efektif untuk diaplikasikan sesuai kebutuhan. Tahap
perencanaan merupakan tindakan penentuan tipe intervensi keperawatan Asuhan
Keperawatan Gigi Dan Mulut Pada Pasien Diabetes Melitus gigi yang dilaksanakan
(diimplementasikan) untuk mengatasi keluhan pasien dan membantu pasien dalam
mencapai pemenuhan kebutuhan yang berhubungan dengan kesehatan gigi.
4. Tahap Implementasi
Tahap implementasi adalah tindakan
pelaksanaan perencanaan keperawatan gigi dan mulut yang telah dirancang sesuai
dengan pemenuhan kebutuhan pasien dan dilaksanakan berdasarkan prosedur serta
hasilnya tercatat dalam catatan pasien (catatan keperawatan gigi). Operator
diharapkan dapat bertanggung jawab dalam melakukan intervensi keperawatan gigi
berdasarkan pada hasil-hasil penelitian terkini.
Pada tahap ini, evaluasi dilakukan
untuk menilai intervensi yang dilakukan berdasarkan perencanaan sudah berhasil
dan menilai efektifitas dari segi biaya. Hasil penelitian yang digunakan adalah
hal yang terkait keberhasilan ataupun kegagalan dalam suatu pemberian asuhan
keperawatan gigi. Evaluasi juga dilaksanakan dalam rangka mengukur respon pasien
terhadap tindakan keperawatan gigi demi kemajuan pasien kearah pencapaian
tujuan. Evaluasi dianalisis dari tahap pengkajian data sampai dengan
tindakan/intervensi yang dilakukan kepada pasien.
KESIMPULAN
Asuhan keperawatan gigi dan mulut
diharapkan dapat disusun secara sistematis sehingga penatalaksanaan pasien
diabetes melitus dapat dilakukan berkesinambungan. Penatalaksanaan pasien
diabetes melitus dibutuhkan komunikasi yang baik, hasil pemeriksaan lab dan
operator memahami penyakit diabetes melitus, pengobatan, juga dampaknya
sehingga pasien diabetes melitus dapat menjalani proses perawatan gigi dan mulut
dengan aman. Manajemen dan teknis pelaksanaan disusun dalam perencanaan jangka pendek dan jangka
panjang kemudian dievaluasi sehingga didapatkan hasil yang optimal dan
membangun kemandirian serta kesadaran pasien dalam merawat giginya.
0 comments:
Post a Comment